Beranda | Artikel
Berdoa Pada Hari Rabu
Senin, 21 Desember 2020

Bersama Pemateri :
Ustadz Syafiq Riza Basalamah

Berdoa Pada Hari Rabu adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam ilmiah dengan pembahasan kitab Al-Adabul Mufrad. Pembahasan ini disampaikan oleh Ustadz Dr. Syafiq Riza Basalamah, M.A. pada Senin, 6 Jumadal Awwal 1442 H / 21 Desember 2020 M.

Kajian sebelumnya: Doa Istikharah

Ceramah Agama Islam Tentang Berdoa Pada Hari Rabu

Kita masuk ke-hadits nomor 704 yang berikatan dengan do’a Nabi ‘Alaihish Shalatu was Salam. Di sini Al-Imam Bukhari meriwayatkan dari Jabir bin Abdillah. Bahwa Jabir bin Abdillah berkata: “Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pernah berdoa di masjid, yakni Masjid Al-Fath pada hari senin, selasa dan rabu, maka dikabulkanlah doa beliau yang dipanjatkan di hari rabu di antara dua shalat (yakni antara shalat dzuhur dan shalat ashar).” Maka Jabir bin Abdillah mengatakan:

ولم ينزل بي أمر مهمٌّ غائظ إِلاّ توخَّيْتُ تلك الساعة؛ فدعوتُ الله فيه بين الصلاتين يومَ الأربعاء في تلك الساعة، إِلاّ عرفْتُ الإِجابة.

“Tidaklah turun kepadaku suatu perkara yang menyulitkanku (perkara yang penting) melainkan aku berusaha untuk berdoa di waktu itu (yaitu dihari rabu antara shalat dzuhur dan ashar) melainkan aku melihat Allah mengabulkan doaku.”

Yang jadi masalah adalah hadits yang baru saja kita baca ini diperselisihkan oleh para ulama tentang keshahihannya. Para pentahqiq kitab Musnad Imam Ahmad mengatakan sanadnya dhaif karena ada perawi yang bernama Katsir bin Zaid. Tapi, kalau hadits ini dianggap shahih, maka ini menjelaskan keutamaan waktu dan bukan keutamaan tempat. Karena Jabir yang meriwayatkan hadits ini hanya berusaha untuk berdoa di waktu tersebut dan bukan di tempat.

Namun sekali lagi, sanad hadits ini dhaif, sehingga untuk yang berpendapat dhaif tidak perlu diamalkan.

Bicara doa, maka berdoa kapan saja. Setelah ashar, setelah dzuhur, sepanjang waktu engkau berdoa. Tapi ada waktu-waktu yang memang dikabulkan.

Ada riwayat yang mengatakan bahwasanya Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mendatangi Jabir bin Abdillah lalu beliau meletakkan selendangnya dan kemudian beliau mengangkat tangannya, beliau berdoa atas kehancuran orang-orang musyrikin dan beliau tidak shalat ketika itu.

Di riwayat Imam Ahmad dan Ibnu Sa’ad, disebutkan bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berdoa pada hari senin, selasa, rabu antara shalat dzuhur dan ashar, beliau meletakkan selendangnya sehingga terbuka dada Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam kemudian beliau berdiri mengangkat tangan untuk berdoa. Dan tatkala itu para sahabat melihat ada kegembiraan di wajah Nabi ‘Alaihish shalatu was salam.

Di riwayat Abu Nu’aim disebutkan beliau menunggu sampai matahari tergelincir kemudian beliau berdiri dan berkata:

يَا أَيُّهَا النَّاسُ لَا تَتَمَنَّوْا لِقَاءَ الْعَدُوِّ وَاسْأَلُوا اللَّهَ الْعَافِيَةَ فَإِذَا لَقِيتُمُوهُمْ فَاصْبِرُوا وَاعْلَمُوا أَنَّ الْجَنَّةَ تَحْتَ ظِلَالِ السُّيُوفِ

“Wahai umat manusia, jangan berangan-angan berjumpa dengan musuh, mintalah kepada Allah keselamatan, tapi kalau akhirnya kalian berjumpa  dengan musuh maka sabarlah kalian. Dan ketahuilah bahwa surga itu di bawah naungan pedang (yakni butuh perjuangan orang yang ingin masuk surga Allah Subhanahu wa Ta’ala).”

Bagaimana penjelasan selanjutnya? Mari download mp3 kajian dan simak pembahasan yang penuh manfaat ini.

Download MP3 Kajian

Download mp3 yang lain tentang Al-Adabul Mufrad.


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/49730-berdoa-pada-hari-rabu/